Jadi incaran Jenis Arabicum belakangan makin dicari konsumen. Meski harga bijinya hampir 10 kali lipat biji Adenium obesum. Sebutir biji Adenium arabicum kini dijual sekitar Rp.5000, sementara obesum berkisar Rp. 500 sampai Rp. 750.
Di Thailand, biji Arabicum dijual dengan berbagai jenis. Ada yak Saudi, Yaman , Rachinee Pan Dok (RCN). Diantara ketiga jenis Arabicum RCN memiliki keunikan karena sosoknya yang rimbun karena memiliki percabangan yang banyak. Tak heran kalau RCN makin diburu kolektor karena sosoknya bisa dibentuk mirip bonsai. Konon RCN adalah hasil kawin silang antara arabicum yak Saudi dengan obesum cabang seribu. Boleh dibilang RCN adalah yang terbaik dari jenis arabicum.Jenis yang juga diperkirakan akan menjadi trend masa depan ada soco. Kalau Thailand menyebutnya Thai Soco, tetapi bukan socotranum yang spesies. Soco yang kita bicarakan adalah yang hybridnya, karena sosoknya yang amat bagus. Bonggol besar kokoh, berwarna putih perak dengan cabang-cabang yang juga kokoh, tetapi tidak serimbun RCN. Secara natural, soco memiliki sosok yang sudah layak disebut bonsai, tanpa harus capek-capek memprogramnya. Tak heran di beberapa lomba jika sebelumnya masuk dalam kategori Arabicum, belakangan Soco masuk dalam kelas tersendiri yakni Arabicum hybrid. Yah ini karena kalau masih dalam kategori yang sama dengan Arabicum, pasti Soco akan selalu unggul, karena sosoknya yang memang jauh lebih bagus dari Arabicum. Karena masih tergolong langka bila dibanding obesum, maka harganya paling mahal untuk semua jenis Adenium. Sebutir biji Adenium dijual berkisar antara Rp. 20 ribu sampai Rp 30 ribu. Mahalnya harga soco, karena memang agak sulit menghasilkan biji, dan produksinya belum semassal obesum. Tetapi jika anda sudah memilikinya, pasti puas, karena sosoknya yang memang sangat istimewa. Apalagi jika anda memang ingin menjadi kolektor adenium kualitas nomor satu. Dan bagi anda yang sangat aktif ikut kontes, inilah adenium yang siap manggung tanpa terlalu repot membentuk atau memprogramnya. Cukup melakukan pemangkasan dan merapikan percabangan disana-sini, dengan memperhatikan dimensi bentuk dan komposisinya. Meski bukan lagi pekerjaan gampang bagi pemula, setidaknya anda harus mulai mecoba. Siapa tahu suatu saat anda bisa menjadi pakarnya. Apalagi kalau kita amati belakangan ini selera juri mulai bergeser kearah sosok mirip bonsai. (Siane Indriani/Pecinta Adenium)
No comments:
Post a Comment