Google
 

Wednesday, August 20, 2008

PENAMPILAN EKSOTIS SANG NAGA DI POT

>


Tanaman satu ini belakangan makin digemari. Konon, buahnya punya khasiat menyembuhkan banyak penyakit. Selain itu, penampilannya di pot pun tak kalah menawan dibanding tanaman hias. Penampilannya, jelas memang menarik. Bulat mengerucut dengan batang segitiga yang tak lazim. Biasanya, segi empat atau malah banyak segi. Tubuhnya dihiasi duri, meski pendek dan tidak mencolok. Sepintas, mirip kaktus. Bobot tubuhnya lumayan, per buah mencapai setengah kilo. Di mal atau supermarket, ia biasa dijual sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per kilo. Rasanya manis segar, sedikit asam. Ada pula yang mengaitkannya dengan mitos, katanya ia mampu menurunkan kadar gula darah dan kolesterol. Akhir-akhir ini, ia juga mulai dimanfaatkan sebagai tanaman hias berbuah yang ditanam di pot. Namanya buah Naga. Mungkin ada yang masih asing. Maklum, di samping relatif baru di Indonesia, yakni sekitar awal 2000-an, belum banyak orang yang mengusahakannya. KENAPA NAGA? Negeri asalnya Meksiko, Amerika Selatan. Tahun 1870, seorang pemburu tanaman dari Perancis membawanya ke Vietnam. Ternyata, bisa tumbuh baik. Bahkan, orang Vietnam yang menganut budaya Cina amat tertarik pada buah itu, lalu menamakannya thang loy. Artinya, buah naga. Nama itu kemudian di-Inggris-kan menjadi dragon fruit. Kenapa dinamakan buah naga? Mungkin karena batangnya yang memang menjulur berwarna hijau, mirip tubuh naga. Bicara soal naga juga tak luput dari budaya Cina. Tak heran, saat perayaan Imlek, buah ini diserbu mereka yang merayakannya. Bahkan, ada yang meletakkannya di antara 2 ekor patung naga hijau di atas meja altar. Mereka beranggapan, buah naga bisa membawa berkah. Tanaman ini juga disebut night blooming cereus. Ia berbunga hanya semalam (one night only). Saat panjang sekitar 30 cm, kuncup bunga biasanya akan membuka. Sekitar pukul 9 malam, mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem tampak mekar. Di tengah malam, pukul 00.00, mahkota bagian dalam yang putih dan benangsari kuning akan bermekaran dan memancarkan aroma harum. Bau ini biasanya mengundang datangnya kelelawar, yang ternyata punya tugas menyerbuki bunganya. Dari bunga lalu jadilah buah. Bulat mengerucut, berkulit tebal 2-3 cm, dan, ini yang khas, di permukaan kulit buah terdapat jambul-jambul 1-2 cm. Petiklah buah itu, cuci bersih, lalu letakkan di atas piring. Belah jadi dua bagian, lalu ambil sendok untuk mengeruk daging buahnya plus biji hitam yang kecil-kecil itu. Hmm segar dan manis rasanya, meski agak asam. MENJADIKAN NAGA SEBAGAI TAMBULAPOT Semula, tanaman buah Naga dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Ini mengingat ia masih sebangsa dengan kaktus. Tak heran bila kini ia juga diupayakan sebagai tanaman hias, yang ditanam dalam pot. Jadilah, tabulampot yang benar-benar eksotik. Bagaimana cara menciptakan tabulampot buah Naga? Langkah pertama, sediakan pot. Pilih pot dari tanah liat berdiameter sekitar 40 - 50 cm. Setelah itu, sediakan tiang panjatan. Pilih yang kuat dari besi beton berdiameter 8 - 10 cm. Buatlah tiang setinggi 200 cm. Seluruh tiang panjatan diberi sabut kelapa yang diikatkan. Bagian bawah tiang dibuatkan kaki-kaki tiang. Panjang kaki tiang 35 cm, dibentuk trapesium dengan ukuran 30 cm. Setelah itu, pulas dengan aspal agar tak gampang keropos. Bagian atas tiang dibuatkan piringan diameter 40 cm, sementara bagian tengahnya diberi besi dipasang bersilang. Pada pertemuan silangan, beri besi tegak lurus sepanjang 30 cm, yang nantinya dimasukkan pada bagian ujung tiang. Seperti biasa, sediakan pula media tanam berupa campuran tanah, pasir, bubuk bata merah, pupuk kandang, dan kompos (1 : 2 : 2 : 3 : 1). Campur merata, masukkan ke dalam pot hingga 80 persen volumenya. Tambah dolomit 100 gram/pot dan pupuk Hortigo 20 gram/ pot. Siram sampai basah, biarkan semalam. Sebaiknya, beli bibit dari penangkar tanaman buah naga. Pilih bibit stek batang sepanjang 60 cm dengan diameter 7 cm. Setelah itu, buat 3 lubang tanam dalam pot dengan kedalaman 10 cm dan diameter 6 cm. Setelah ditanam, tekan media di sekitar bibit agar padat. Berilah air, dan ikat bibit tersebut agar tidak mudah roboh. Basahi permukaan media dengan sedikit air. Usahakan jangan sampai air menggenangi pangkal batang. Sebab, pangkal batang peka terhadap genangan air, dan bisa mematikan. Langkah terakhir, letakkan buah Naga di pot di lokasi yang mendapat sinar matahari, terutama pada pagi hari. Tak lama, Anda pun akan menikmati indahnya tabulampot buah Naga. Mungkin itu yang membuatnya jadi makin dicari orang.***Nova