Google
 

Tuesday, February 26, 2008

Tanaman Merambat

>

Bunga memikat untuk menciptakan suasana rumah yang asri, tanaman hias merambat bisa menjadi pilihan. Selain membuat suasana teduh, bunganya pun tak kalah menawan dari jenis tanaman hias lainnya. Bagaimana cara menanamnya? Begitu mendengar tanaman rambat, otomatis pikiran akan tertuju pada perlunya sarana penyangga, tempat di mana tanaman nantinya akan merambat.
Sarana penyangga ini bisa bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai yang eksklusif. Dari belahan bambu atau batangan kayu yang ditancapkan berderet-deret, atau tali-temali yang didesain menarik. Tapi, sebenarnya Anda tidak selalu harus membuat sarana penyangga. Pagar rumah misalnya, bisa dijadikan untuk merambatkan tanaman. Bahkan, ini justru bisa membuat pagar tampak tidak kaku dan angkuh, dan sebaliknya malah berkesan luwes dan akrab. Bisa juga menggunakan pergola. Bahkan, jika dijadikan rambatan tanaman, pergola malah bisa tampil indah. Tampilan pergolanya jadi asri. Sementara mereka yang punya lahan luas biasanya membuat gazebo. Alangkah sejuknya bila gazebo tersebut dijadikan tempat merambat tanaman. Apalagi dipilih tanaman rambat yang berbunga, maka kesan gazebo semakin semarak. Ada banyak jenis tanaman rambat yang berbunga. Beberapa di antaranya memiliki penampilan bunga yang unik, di antaranya: AIRMATA PENGANTENTanaman airmata pengantin (Antigonon leptopus) disebut juga "bunga pengantin" atau "bunga airmata pengantin." Di Inggris disebut coral creeper, di Belanda dinamakan rode bruidstranen atau valse bruidstranen. Tanaman ini punya alat pembelit, yang fungsinya sebagai pendukung tanaman atau bunga. Akarnya menggelembung, memanjang dan berbentuk umbi. Berbunga sepanjang tahun, bunganya berderet dalam untaian rapat, dan berwarna merah jambu atau putih. Bunga majemuk malai itu tumbuh dari ketiak daun dan berkelamin dua. Daun mahkota bunga berjumlah 5 lembar, yang terdiri atas 3 lembar daun yang paling luar bulat telur bentuk jantung, dan 2 lembar sisanya lebih sempit. Buahnya berbentuk bulat telur-kerucut, panjangnya 1 cm, dan ujungnya runcing dan segitiga. Tanaman ini tumbuh baik di tempat-tempat terbuka dan kena sinar matahari secara langsung atau sedikit terlindung. Untuk memperbanyak tanaman, dilakukan stek batang atau mencangkok. Pada dasarnya, perawatan tanaman airmata pengantin cukup mudah. Hanya saja, saat akan mulai berbunga, beri pupuk yang memiliki kandungan fosfor tinggi. NONA MAKAN SIRIH Namanya sungguh menarik dan asosiatif, seolah-olah ada perempuan cantik yang doyan makan sirih. Padahal, tidak begitu kenyataannya. Disimak dari penampakannya, tanaman Nona Makan Sirih (Clerodendrum thomsoniae) ini memang sekujur batangnya mirip sirih, yakni punya batang suka berbelit merambat. Daunnya pun hampir persis dengan daun sirih, hanya warnanya lebih hijau gelap. Selintas bunganya yang kecil-kecil itu berwarna putih bercampur merah. Tapi, warna putih itu sebenarnya kelopak daun, sementara bunga yang sesungguhnya berwarna merah yang muncul di tengah kelopak daun tersebut. Nona Makan Sirih termasuk tanaman yang rajin berbunga. Jika Anda rajin merawat, yakni dengan memangkas batang tua dan membuang bunga yang layu, tanaman ini akan lebih rajin berbunga dan optimal. Tanaman ini menyukai sinar matahari secara langsung. Jangan lupa, jaga pula tempat hidupnya supaya tidak kekurangan air. Sesekali dapat diberi pupuk NPK, misalnya 3 bulan sekali diberi 3 sendok makan NPK (15-30-15). Untuk memperbanyak tanaman, Anda bisa melakukannya dengan stek batang, atau dengan menyemaikan biji-bijinya. KEMBANG SUNGSANG Barangkali Anda bertanya: apanya yang sungsang? Jawabnya ringkas: ia memiliki benang sari dan putik menghadap ke bawah. Masih ada yang menarik lagi? Ada, yakni warna bunganya merupakan perpaduan antara kuning, jingga dan merah. Bunga kembang sungsang (Gloriosa superba) memiliki perhiasan bunga yang menunduk ke bawah, seolah-olah dirinya malu. Ketika baru mekar, pangkalnya berwarna hijau kekuning-kuningan, sedang ujungnya merah jingga. Setelah beberapa hari kemudian, warna pangkal jadi kuning dan ujungnya merah. Lalu nanti pada saat menjelang layu, baik pangkal maupun ujungnya berubah menjadi jingga. Kembang sungsang termasuk jenis tanaman musiman. Pada musim penghujan, akan muncul tunas-tunas, dan akhirnya akan keluar bunga. Tanaman ini sangat menyukai sinar matahari, sehingga cocok ditanam di tempat terbuka. Pada awal bertanam, diberi pupuk yang kandungan nitrogennya tinggi. Tapi ketika akan berbunga, beri pupuk yang memiliki konsentrasi fosfor tinggi. WUNDANI Bunganya majemuk bulir dan berjumlah banyak. Bunga itu keluar dari ujung ranting atau ketiak daun. Daun mahkota bunga berjumlah lima, bentuknya memanjang. Pada mulanya, daun mahkota bunga berwarna putih, kemudian berubah menjadi merah, dan akhirnya merah tua. Panjangnya bisa mencapai 1,5 cm, dan bunganya memancarkan aroma harum. Buahnya berbentuk bulat telur memanjang, tapi ujung buah menyempit, dan berwarna cokelat tua. Buah wundani seringkali juga dimanfaatkan untuk pengobatan cacingan pada anak-anak. Caranya, siapkan buah wundani yang tua, lalu rebus. Ambil isinya, lalu berikan pada anak untuk dimakan. Tanaman wundani (Quisqualis indica) diperkirakan berasal dari India, dan sudah cukup lama akrab dengan kita. Ia memiliki beberapa nama daerah. Misalnya, di Jawa disebut "ceguk", "cekluk". "kacekluk", "kaceklik", "wedani". Sedangkan di luar Jawa dinamakan "dani", "udani", "wudani" (Sumatera), dan "tikao" (Sulawesi). Lazimnya, tanaman ini dimanfaatkan untuk mempercantik penampilan pergola. Awalnya dibiarkan merambat ke atas dulu, lalu diatur turun ke bawah seperti tirai jendela. Dan pas menjulur ke bawah ada bunganya. Tanaman ini tumbuh baik di tempat terbuka. Biasanya perbanyakan tanaman dilakukan dengan stek batang. Usahakan media tanamnya subur, gembur, dan drainasenya lancar. Nanti, saat berumur 4 tahun, lakukan penanaman tunas baru. Tujuannya agar tampilan wundani tetap memikat.

No comments: