Google
 

Tuesday, February 26, 2008

Hati-hati tanaman hias beracun

>

KEBERADAAN tanaman hias di sekitar halaman rumah dipercaya akan menambah keindahan rumah. Tanaman hias, terutama tanaman berbunga, juga dipercaya memiliki aura tertentu sehingga dapat mempengaruhi ”hawa” rumah maupun pemiliknya. Tanaman hias pun menjadi sebuah komoditas unggulan yang menghidupi ratusan petani bunga di sekitar Cihideung Lembang, Cilaki, Buahbatu, maupun Tegallega.
STAF Arboretum Unpad, Joko Kusmoro, tengah memperlihatkan tanaman hias bunga mentega atau nerium. Semua bagian tanaman hias bunga mentega atau nerium (Nerium oleander) ternyata mengandung racun dan dapat menyebabkan sesak nafas hingga kematian.*DENI YUDIAWAN/"PR" Namun, tak semua keindahan yang memanjakan mata itu juga menjanjikan sebuah perasaan rileks bagi si pemandangnya. “Beberapa jenis tanaman hias bersifat racun. Akan sangat berbahaya bagi masyarakat yang tak mengetahuinya, terutama anak-anak bila memakannya secara tak sengaja,” kata Joko Kusmoro, salah seorang staf di Arboretum Unpad di Jatinangor, Senin (13/3). Beberapa contoh dipaparkan Joko. Bunga mentega atau nerium (Nerium oleander) adalah salah satunya. Bunga dari keluarga Apocynaceae itu memiliki bagian beracun pada semua bagian termasuk bunganya. Zat oleandrin yang dikandungnya membuat orang bernafas cepat, detak jantung meningkat, iritasi pada mulut, pupil membesar, hingga kematian. “Padahal, tanaman ini sangat umum dijual pedagang bunga di Kota Bandung,” kata Joko yang juga dosen Jurusan Biologi FMIPA Unpad itu. Keindahan tanaman saga (Abrus precatorius) yang sangat umum terdapat di tengah penduduk desa juga menyimpan zat beracun. Zat abrin yang dikandung biji berwarna merah terang dan hitam legam itu bisa menyebabkan sakit perut, diare, mukosa lambung berwarna ungu, mual, muntah, hingga kelainan usus. Demikian pula dengan bunga alamanda (Allamanda cathartica). Jika buah yang telah matang atau getah tanaman hias itu tertelan, akan menyebabkan mual, keram perut, demam, dan rasa haus karena zat alamandin yang dikandungnya. “Bunga anturium (Anthurium spp.), tapak dara (Catharantus roseus), daun jawer kotok (Coleus scutellaroides), bakung (Crinum asiaticum), dan puluhan tanaman lainnya, juga beracun” lanjut Joko. Namun, ia membenarkan di antara tanaman hias beracun itu justru menjadi obat berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Joko menyarankan, agar masyarakat mencari tahu lebih dalam tentang tanaman hias melalui internet atau media lainnya. Selain itu, Arboretum Unpad yang mengoleksi ribuan tanaman dari seluruh Jawa Barat telah membuat beberapa buku panduan. Salah satunya untuk tanaman beracun dan berbahaya yang umum ditemukan di tengah masyarakat. (Deni Yudiawan

No comments: