Google
 

Tuesday, February 26, 2008

Desain Taman di Perkotaan

>

Pemakaian hardmaterial secara cerdas bisa dijadikan ikon untuk mempertegas karakteristik sebuah taman. Pengolahan elemen ruang dan penempatan aksesori yang bernilai seni tinggi secara tepat merupakan hal yang sering diimplementasikan pada rancangan taman di kawasan perkotaan.
Kondisi ini tampak kentara pada taman keluarga Rudiantara dan Rini di kawasan Menteng – Jakarta Pusat. Taman yang mengedepankan peranan hardmaterial ini dibuat dengan bantuan I Nyoman Miyoga, desainer lanskap yang berdomisili di Bali. Taman rumah tinggal yang kental dengan sentuhan Islami ini memiliki karakteristik yang khas dan jarang dijumpai di tempat lain. Ide awal perancangan taman ini bermula dari keinginan keluarga untuk membuat rumah dan taman yang mempunyai sentuhan Islam. Keinginan ini muncul karena keluarga ini terpesona dengan keindahan taman-taman di negara-negara Islam yang sempat dikunjungi mereka. Taman yang teduh dan tenang layaknya sebuah resor juga menjadi obsesi keluarga. Berhubung luas untuk taman hanya 200 m2 maka konsep resor masih bisa diterapkan tetapi tidak terlalu berkesan “liar”. Miyoga mengakomodasi obsesi tersebut dalam sebuah konsep rancangan taman tropis yang disesuaikan dengan konsep hunian di wilayah urban (perkotaan). Konsep urban ini biasanya terbentur pada lahan yang terbatas, sehingga perlu pengolahan cerdas yang lebih mengutamakan aspek praktis, aspek fungsional tanpa mengabaikan aspek estetika. Elemen-elemen alam yaitu air, batu, tanaman dan angin menjadi bagian dari perancangan. Lahan yang terbatas disikapi dengan pengolahan elemen hardscape secara cerdik sehingga taman tampil lebih elegan. Kolam renang pada taman belakang merupakan “jiwa” dari keseluruhan taman ini karena kehadiran kolam ini menjadi sumber “kekuatan” yang membentuk suasana. Penempatan kolam renang yang berdampingan dengan ruang-ruang komunal dalam rumah menjadi terasa efektif karena adanya interaksi antar ruang dalam dan taman. Bentuk kolam renang yang persegi memanjang sedikit ‘dimainkan’ dengan membuat pancuran bertingkat yang memberikan suara gemercik sekaligus sebagai sumber putaran air yang memberi dinamika. Ide bentuk pancuran meniru ide dari kolam air terjun di depan Istana Denmark yang mempesona. Posisi pancuran sengaja tidak ditempatkan di tengah melainkan sedikit ke ujung pada sisi sebelah kiri, karena justru pada posisi ini letak pancuran terlihat simetris dari arah bukaan pada ruang makan. Dinding tinggi yang berhadapan dengan bangunan diolah maksimal karena merupakan orientasi pandangan yang dominan bila kita berada di ruang dalam. Dinding tersebut juga menjadi latar belakang diantara komposisi tanaman di depannya. Struktur dinding ditutup dengan batu andesit yang disusun horizontal seperti pasangan batu bata yang berselang seling. Dengan demikian terbentuk ornamen berupa satuan batu andesit yang berbentuk lengkung dengan pahatan alam. Lahan tersisa untuk penempatan soft material sangat sempit, hanya sekitar 150 cm jaraknya antara tepi kolam dan dinding. Agar efektif lahan yang sempit tersebut dibuat bertingkat sehingga mampu menampung boks tanaman lebih banyak. Dinding tinggi diimbangi dengan komposisi tanaman yang tinggi seperti pandan Bali dan beberapa jenis palem yang keduanya memiliki perakaran serabut sehingga tidak mengganggu struktur di sekitarnya. Adapun kamboja yang ditempatkan di titik sudut dihadirkan untuk menjaga keseimbangan bentuk karena ditanam menjulur ke arah permukaan kolam. Taman depan dirancang lebih diutamakan untuk menjadi penyangga (buffer) terhadap keramaian lalu lintas di luar rumah. Kebetulan posisi rumah tepat berseberangan dengan pasar ikan hias yang memanfaatkan jalur hijau di kawasan ini. Konsep taman diarahkan untuk memberi aura keteduhan di seputar rumah. Konsep teduh ini diwujudkan dengan menempatkan tanaman pohon yang kanopinya memberi keteduhan di sekitarnya. Posisi pintu masuk sengaja dibuat tinggi yang diimbangi dengan pagar yang juga tinggi. Dengan cara ini bila kita berdiri pada posisi teras, pemandangan yang terlihat adalah kanopi pepohonan. Beberapa benda seni ditempatkan di luar yang merupakan replika yang dicuplik dari beberapa buku dan rekaman video bangunan-bangunan Islam. Benda seni ini dikreasikan oleh para perajin batu di Bali. Permainan pola lantai, pengolahan dinding pembatas dengan hunian tetangga serta penempatan aksesori berupa patung dan lampu taman menjadi aksentuasi dan bentuk kreativitas yang memperindah penampilan taman ini. Viva Rahwidhiyasa

1 comment:

Anonymous said...

artikel anda bagus dan menarik, artikel anda:

http://rumah-taman.infogue.com
http://rumah-taman.infogue.com/desain_taman_di_perkotaan


anda bisa promosikan artikel anda di infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!