Google
 

Friday, January 04, 2008

Pertahankan Nephentes dari kepunahan

>

Terkenal dengan sosoknya seperti monster, tanaman ini dikenal sebagai karnivora pemakan serangga. Untuk itulah selain mengagumi bentuknya, tak jarang orang penasaran dengan sifatnya. Namanya kantong semar.
Ia pernah masuk dalam kurikulum studi kita saat duduk di bangku sekolah Saat itu, mungkin tak sedikit guru yang mengatakan tanaman ini hanya bisa tumbuh dan berkembang di daerah asalnya. Suhu, kelembaban, dan media tanam tertentu, membuat tanaman ini susah berkembang di daerah lain. Inilah yang pada akhirnya membuat nephentes tergolong satu diantara beberapa tanaman endhemik (tumbuh sesuai dengan habitat aslinya). Abdul Kadir, Anggota Komunitas Tanaman Karnivora Indonesia (KTKI) di Bogor, mengatakan di Kalimantan tanaman ini mudah berkembang. Jangankan menunggu beberapa tahun, dalam hitungan bulan tanaman ini bak rumput yang tumbuh subur. Jauh keluar di Kalimantan, tanaman ini ternyata juga banyak ditemui di Bogor. Bahkan habitat yang sesuai, membuat banyak pecinta nepenthes menjadikan tanaman ini sebagai maskot kota seribu angkot ini. Namun kendalanya, sebagaimana tanaman yang bisa dibawa pulang untuk oleh-oleh, nephentes terkadang memiliki sifat pilih-pilih. “Untuk itulah, biasanya pembeli akan diberi pengertian bagaimana cara merawat dan habitat yang sesuai untuk tanaman ini,” imbuh Abdul. Bentuk Komunitas Karena unik dan mungkin tergolong langka, maka beberapa pecinta kantong semar di Indonesia membentuk KTKI pada tahun 2006 lalu. KTKI sengaja dipusatkan di Bogor, karena banyak pakar dan praktisi bidang pertanian, juga suhu yang cocok bagi pertumbuhan nepenthes. Saat ini anggota KTKI sudah mencapai ribuan orang di seluruh Indonesia dan diketuai oleh Apriza Suska.
Biasanya mereka memanfaatkan momen pameran tanaman hias untuk bertemu dengan sesama anggota nepenthes. Namun yang jadi agenda rutin KTKI adalah ketika ada acara ke Kalimantan. Kebanyakan dari anggotanya berusaha menyempatkan datang langsung ke Kalimantan, karena pulau ini habitat asli nepenthes. Acara ini biasa mereka agendakan minimal setahun sekali. “Fungsi dari wadah ini, selain menyatukan persepsi diharapkan informasi dapat berjalan baik. Sebagai pecinta, kita mempunyai tanggung jawab yang besar. Tak hanya untuk koleksi, sebisa mungkin kegiatan ini bisa menyelamatkan kepunahan jenis tanaman ini,” ujar Abdul.
Mulai Kembangkan Tanaman Segala Daerah Di Bogor, kantong semar sudah bisa berkembang dengan baik. Bahkan diantaranya memiliki warna yang berkualitas, meski dibandingkan dengan jenis di habitatnya. Beberapa jenis, seperti three colour, warna yang muncul sangat tegas dan bisa serempak. Itu sedikit berbeda dengan warna tanaman ini di habitat aslinya di Kalimantan. Ratih, Kolektor Nephentes di Ciawi Bogor, mengatakan hingga saat ini di Bogor ada sekitar 10 lebih jenis kantong semar. Diantaranya, jenis ampularia merah, si daun terompet rafflesiana, mirabili, dan adriani. Semuanya itu diusahakan bisa jadi tanaman segala kondisi. “Selain itu, ada koleksi langka yang unik, yaitu jenis bicalcarrata. Jenis ini sangat unik, karena selain warna dan daun yang tak biasa, kantong pada jenis ini memiliki bulu seperti taring,” kata Ratih. Namun hingga saat ini, lingkungan di Bogor tak sepenuhnya bisa mirip dengan Kalimantan, sehingga meski sudah sekitar beberapa tahun ia memelihara tanaman ini, belum sekali pun ia melihat bunga pada tanaman ini terlihat ‘lucu’. Ke depan, banyaknya ahli di bidang nephentes di Bogor, diharapkan bisa menghasilkan varian berkualitas dan bisa tahan hidup dimana saja, sehingga tanaman ini bisa melepaskan sifat endemiknya dan terbebas dari kepunahan.

No comments: