Google
 

Friday, January 25, 2008

Jenis-jenis Adenium

>

Adenium tidak hanya Adenium Grafting. Kini sudah banyak ragam dan jenisnya. Ada Arabicum, Thai Soco dan Somalense,misalnya untuk sekedar menyebut contoh. Arabicum saja ada banyak jenis: Yaman, Yak Saudi, RCN, Black Giant dlsb.
Muncul pula Adenium Minisize, Batang Seribu, dan Pagoda. Coba tanya arabicum pada hobiis adenium Pasti jawabannya seragam: Itu jenis adenium bonggol yang banyak percabangan vertikal. Kini sebutlah sekali lagi kata arabicum. Beragam nama arabicum terlontar dari bibir mereka. Sebut saja ra chine pan dok, yaman dataran rendah,yaman dataran tinggi, golden crown, dan diamond crown. Adenium obesum yang semula digandrungi karena bunganya pun punya karakter bonggol beragam. Kini perburuan bonggol menjadi alternatif lain.
Berikut varian adenium berbonggol indah. Yaman dataran rendah Ciri utama Adenium arabicum asal dataran rendah Yaman ialah umbi besar. Jenis ini rajin bercabang dengan alur meliuk-liuk. Adeng membagi arabicum yaman dataran rendah menjadi 2:yang dikembangkan di Taiwan dan Thailand. Umumnya yang berasal dari Taiwan bentuk umbi agak melebar dan batang kecokelatan. Dari Thailand, umbi cenderung membulat seperti botol. Di Thailand jenis itu terkenal dengan sebutan petch banna dan thai socotranum. Yaman dataran tinggi Arabicum asal dataran tinggi Yaman umumnya berumbi pendek dan jarang melebar. Rumpun batang cenderung lurus dan vertikal. Dibandingkan dengan yaman dataran rendah, percabangan yaman dataran tinggi lebih sedikit. Sosok baru rimbun -dengan cabang dan ranting lengkap-setelah berumur di atas 20 tahun. Ra chine pan dok Ra chine pan dok kelainan dari arabicum yaman. Ia mempunyai sifat unggul dibanding yaman dataran rendah dan dataran tinggi. Pada umur yang sama, ra chine pan dok sudah memiliki batang, cabang, dan ranting yang lebih utuh, kata Andy Solviano Fajar, praktikus adenium dari Solo, Jawa Tengah. Ia juga dikenal dengan sebutan arabicum raja fadh karena awalnya dimiliki Raja Fadh, Arab Saudi. Penguasa negara minyak itu menghadiahkan ra chine pan dok pada Raja Bhumibol, Thailand. Di Tanah Siam, raja fadh menyebar ke berbagai pelosok. Diamond crown Di negeri Gajah Putih terjadi persilangan alami dan buatan antara yaman dataran rendah,yaman dataran tinggi, bahkan dengan ra chine pan dok. Dari sana muncul hasil persilangan istimewa, diamond crown.Tak jelas lagi darah mana yang dominan.Berumbi tinggi diwarisi dari yaman dataran rendah.Sementara rumpun batang lurus dari yaman dataran tinggi, ujar Adeng. Ciri yang menonjol: bonggol cenderung membulat dan tajuk membentuk sudut kemiringan 45o. Golden crown Si mahkota emas itu juga hasil persilangan antara yaman dataran rendah,dataran tinggi,dan ra chine pan dok. Umbi golden crown dan diamond crown sama-sama tinggi. Yang membedakan, umbi cenderung melebar. Tajuk membentuk sudut kemiringan 90o. Tanaman rajin bercabang dengan batang dan cabang agak meliuk-liuk. Golden crown lebih langka ketimbang diamond crown karena sulit dikawinkan. Arabicum pagoda Disebut demikian karena bentuk batang unik, seperti pagoda. Pangkal batang berdiameter besar, lalu sedikit demi sedikit mengecil sampai ke ujung. Dari sosoknya itu diduga arabicum pagoda memiliki darah Arabicum somalense. Trubus melihat jenis itu dikoleksi nurseri Nabanant di Pathum Tani dan nurseri Siam Adenium di Bangkok, Thailand. Obesum batang seribu Setahun terakhir obesum batang seribu menjadi jenis obesum yang paling banyak dicari. Dari kecil bonggol dan percabangan sudah menarik, ujar Adeng. Jenis ini tergolong langka. Dari 1.000 biji obesum asal Thailand yang disemai hanya 0,2%yang menjadi batang seribu.Pertumbuhannya lambat, tanaman berumur 2 tahun rata-rata tingginya 12 cm dengan diameter umbi 3-5 cm. Obesum pagoda Obesum pagoda disebut juga cabang seribu batang tunggal. Batang utama seperti pagoda, tetapi diselimuti banyak cabang. Ia jauh lebih langka ketimbang obesum batang seribu. Pertumbuhan lambat. Pada umur 2 tahun,tinggi hanya 30 cm dengan diameter umbi 5-6 cm. Obesum mini size compacta Ia istimewa karena bonggol, batang, dan cabang kompak meski sosoknya mini. Daun oval, tebal bergelombang. Karena sifatnya itu, ia disebut juga obesum super. Pertumbuhan lambat. Tanaman berumur 7 tahun tingginya hanya 25 cm dengan diameter bonggol 7 cm. Socotranum Jenis ini bukan tergolong spesies arabicum atau pun obesum. Habitat asli Adenium socotranum hanya ditemukan di Pulau Socotra,di selatan Lautan Hindia dan Semenanjung Arab.Ciri utamanya berbatang tunggal,daun kecokelatan agak merah,dan batang agak cokelat. Ia baru memunculkan cabang setelah berumur ratusan tahun. Konon,ia termasuk spesies langka. Hingga saat ini, di Indonesia diduga hanya ada 100 tanaman. Socotranum kerap disamakan dengan thai socotranum. Padahal,thai socotranum ialah sebutan untuk adenium yaman dataran rendah di Thailand. Konon, 7 tahun silam muncul adenium muda mirip socotranum di pameran Suan Luang. Nama socotranum pun melekat, meski ciri-cirinya berbeda dengan socotranum asli. Lantaran telanjur terkenal sebagai socotranum, nama itu tetap dipakai dengan menambah kata thai sebagai pembeda.(Destika Cahyana/Peliput:Rosy Nur Apriyanti)

No comments: