Secara alami lidah buaya tidak memerluakan perawatan khusus. Namun, untuk mendapatkan produksi maksimal, tanaman perlu dipelihara intensif. Pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit.
Kita mulai dengan Penyiraman : dilakukan untuk mencegah kekeringan. Frekuensi penyiraman sangat tergantung dari musim. pada musim kemarau penyiraman dapat dilakukan setiap hari. Caranya merendam parit bedengan selama 1-2 jam meski demikian tetap diperlukan beberapa pekerja yang menyiram langsung tanaman. Saat musim penghujan, penyiraman hanya dilakukan seminggu sekali. Penyiraman yang teratur akan membuat tanaman tetap hijau dan segar. Tanaman yang kekurangan air menunjukkan gejala warna kemerahan pada bagian dalam pelepah. Pucuk pelepah pun tanmpak keriting mengering. Penyulaman : dilakukan untuk mengganti tanaman mati atau yang memperlihatkan gejala sakit beberapa hari setelah ditanam. Maksudnya agar pertumbuhan tanaman tetap seragam. Bibit yang dipakai harus seumur oleh karena itu saat pengadaan bibit siapkan pula bibit cadangan sekitar 1% dari populasi tanaman. Penyulaman bisa dilakukan 10-14 hari setelah penanaman pertama. Tanaman pengganti itu bisa diambil dari anakan yang tumbuh di sekitar tanaman. Namun sebaiknya pilih ukuran yang sepadan dengan tanaman yang digantikan. Pengambilan anakan sekaligus juga mempercepat pertumbuhan pohon sebab tidak perlu membagi hara atau energi kepada anakan. Penyiangan : Penyiangan gulma atau rumput liar penting dilakukan. selain menjadi pesaing dalam pengambilan zat hara, gulma juga menjadi sarang penyakit. Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabut atau mencangkul. Perlakuan ini dilakukan bersamaan sebelum tanaman diberi pupuk susulan 3 bulan sekali. Namun, penyiangan dapat saja dilakukan lebih cepat bila dilahan ditemukan gulma. Saat tanaman berumur 1 tahun, pencabutan dilakukan pula pada anakan yang muncul di sekeliling induk. Dalam waktu 6 bulan, tanaman induk dapat menghasilkan lebih dari 10 anakan yang dicabut tidak perlu dibuang. Ia dapat dijadikan bibit atau dijual. Selama penyiangan pembumbunan dapat dilakukan secara serempak. Pembumbunan dilakukan agar tanah gembur lagi sehingga porositas terjaga. Sebab penyiraman menyebabkan tanah memadat dan udara didalamnya menipis. Selain itu akan membuat tanaman lebih kokoh dan berfungsi untuk perbaikan drainase antar bedengan. Pemupukan : Lidah buaya perlu dipupuk untuk pertumbuhan maksimal. pupuk dasar biasanya diberikan 3-4 hari sebelum tanam. Komposisi per tanaman 200 g pupuk kandang 20 g urea 10 g TSP 10 g KCl 25 g abu tanaman dan 25 g kulit udang, semua dicampur merata dan ditebar di sekeliling libang tanaman. Pemupukan lanjutan dilakukan 1,5-2 bulan kemudian terdiri dari 20 g urea 10g TSP dan 10g KCl. Ketiganya tetap diberikan dengan dosis serupa setiap 2 bulan pupuk kandang abu dan kulit udang diberikan 6 bulansekali dengan dosis 250g-300g, 30-50g dan 25g-40g. Pemberi pupuk susulan terus diulang pada tahun ke-2 sampai masa produksi berakhir pada tahun ke-8. Caranya dengan membenamkan pupuk mengikuti tajuk terluar tanaman. Pengendalian hama penyakit : Penyakit yang menyerang lidah buaya sebenarnya tidak terlalu serius. Bila pelepah terdapat luka kemungkinan ia terserang busuka daun akibat cendawan. Pengunaan kotoran di luar kambing seperti ayam seringkali menyebabkan busuk pangkal batang karena Erwinia chrysantemi. Tanaman yang terserang sebainya dimusnahkan saja. Lidah buaya pun rentan kekurangan kalium. Bila terjadi pada pelepah akan muncul spot-spot kehitaman. Gejala lainnya, ujung pelepah kering dan terdapat bercak kehitaman Fusarium solani dan Alternaria alteranata sering dijumpai pula. Tanaman perlu dibuang atau diseprot dengan pestisida seperti Dithane atau Benlate dosis 2g/l air. Jika semua atelah dilakukan dan dilaksanakan dengan baik teliti dan yang lebih penting kesabaran pasti hasil panen yang ditunggu-tunggu akan mendapatkan kepuasan seperti yang diharapkan.
1 comment:
cukup menarik dan memuaskan...
Post a Comment